5 Cerpen Lucu Terbaru dengan Berbagai Tema

Cerpen Lucu Terbaru
Halo sahabat pecinta cerita pendek, kali ini saya kembali berbagi contoh cerpen untuk dijadikan sebagai bahan bacaan yang berguna. Cerpen kali ini merupakan cerpen lucu. Ya, cerpen lucu memang cukup banyak dicari. Dan berikut ini saya hadirkan untuk sahabat pembaca sekalian.

1. Bejo Tidak Selalu Untung


Cerpen Karangan: Adi Syaiful Iman
Kategori: Cerpen Lucu (Humor)


Pada suatu sore, bejo sedang asik menikmati bakso di warung makan favoritnya. Dengan lahap Bejo memakan bakso tersebut, mangkuk demi mangkuk, seusai kenyang karena makan bakso, Bejo dengan perut menggelembung karena makan bakso. Ditengah perjalanan ia mengalami kecelekaan, ia ditabrak becak sehingga ia terperosok ke dalam selokan. Untunglah, kecelakaan tersebut hanya sedikit melukai kaki Bejo. Namun dalam kecelakaan tersebut membuat sandal Bejo terluka parah, sehingga tidak bisa digunakan. Dengan terpaksa Bejo berjalan tanpa alas kaki, sakit rasanya kaki Bejo tanpa alas kaki.

Akhirnya Bejo memilih pergi ke toko memberi sandal namun apa daya, uangnya hanya sisa 500 Rupiah. Dengan terpaksa Bejo pulang tanpa alas kaki, “Duh, kalau begini kakiku bisa jadi ceker ayam”.

Lalu Bejo mempunyai ide, ia berniat untuk mencuri sandal di masjid. Sambil menguntit ia memastikan setiap orang yang beribadah. Ternyata rencananya berjalan mulus, ia berhasil mendapatkan sandal terbaik di masjid itu.

idak diduga pamilik aslinya sadar bahwa Bejo telah mencuri sandalnya.
“woi, maling, maling sandal!” Teriak pemilik sandal tersebut pemilik sandal tersebut berlari mengejar Bejo, terjadilah kejar-kejaran, apes sekali, perut Bejo yang buncit membuatnya mudah tertangkap. Tidak diduga tindakan Bejo dilaporkan ke polisi oleh pemilik sandal.

“Kenapa kamu mencuri sandal?” Tanya Polisi
“saya… saya tidak punya uang untuk membeli sandal” sahut Bejo
“Baiklah, kamu akan saya bawa ke pengadilan”
Sial sekali bagi Bejo, hal sepele seperti ini membuatnya harus terseret ke Meja Hijau.

“Baiklah. Bejo berumur 24 tahun, telah terbukti mencuri sandal seharga 5.000 rupiah. Dengan ini Bejo dihukum 5 tahun penjara” jelas hakim.
“Lho…?! pak, ini tidak adil, mengapa masa hukuman saya lebih berat daripada koruptor?”
“ya.. tentulah, kamu mencuri sandal sehingga merugikan seseorang 5.000 rupiah, kalau koruptor mencuri uang 2 milyar terhadap 200 juta rakyat indonesia. Nah kalau dihitung, koruptor hanya merugikan 50 perak tiap-tiap orang” tukas hakim.

Cerpen Karangan: Adi Syaiful Iman
Blog / Facebook: LoAding Adi


Baca: Cerpen Persahabatan

2. Kepala Dingin


Cerpen Karangan: Indriani Pujasari
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Lucu (Humor)
Lolos moderasi pada: 8 July 2019

Di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) terdapat seorang siswa lelaki, namanya Gilang. Gilang merupakan siswa lelaki yang manja juga pemalas, dia tak mau berpikir untuk mengerjakan tugas. Setiap ada tugas, dia pasti menyontek pada teman sebangkunya yaitu Resta. Resta merupakan salah satu siswi terpintar di kelas 9A.

Pagi ini guru matematika mengumumkan bahwa akan diadakan ulangan harian, tentunya semua murid merasa gelisah dan takut tidak bisa mengerjakan soal ulangan yang diberikan oleh guru matematika.

“Pagi anak anak!”, sapa bu Eni yang merupakan guru matematika.
“pagi bu!”, sahut siswa dan siswi di kelas 9A.
“Hari ini kita ulangan harian”, kata bu Eni.
Semua murid terbelalak mendengar hal itu.
“Untuk mengerjakan soal matematika ini, ibu sengaja memberi waktu 2 jam. agar kalian bisa berpikir dengan kepala dingin. baiklah ibu akan bagikan soalnya sekarang”, jelas bu Eni seraya berkeliling membagikan soal matematika.
Seusai itu hp bu Eni berdering tanda ada telepon masuk.
“Aduh, ada telepon”, gumam bu Eni.
“anak anak, tunggu sebentar ya! ibu ada keperluan dulu”, kata bu Eni yang langsung pergi ke luar kelas sembari berbicara dengan seseorang yang meneleponnya.

“Res!”, bisik Gilang.
“apa?”, sahut Resta.
“No 1 apa jawabannya?”, tanya Gilang.
“Ya ampun Gilang, soal ini mah gampang”, kata Resta.
“Ya terus?”, kata Gilang.
“Makanya kamu kerjakan soal ini dengan kepala dingin”, Jelas Resta.
Gilang menghela nafas, lalu dia beranjak dan pergi k eluar kelas.

7 menit kemudian, Gilang kembali dengan membawa sebuah kantung keresek berwarna putih. Gilang pun duduk di bangkunya. Lalu dia mengeluarkan sesuatu yang ada dalam keresek putih itu. Tampak sebuah es batu di tangan Gilang. Tangan kirinya memegang es batu kemudian meletakan es batu itu tepat di atas kepalanya. Sementara tangan kanannya sibuk menulis jawaban soal matematika. Resta yang tak sengaja melihatnyapun dibuat heran.

“Kamu sedang apa?”, tanya Resta.
“Aku sedang mengerjakan soal”, jawab Gilang.
“Lantas, untuk apa es batu kamu letakan di kepala kamu?”, tanya Resta.
“Katanya aku harus mengerjakan soal matematika dengan kepala dingin. Es batu kan dingin. Ya sudah, kuturuti saja apa katamu”, jelas Gilang yang membuat Resta naik darah.
“Oh my god, Gilang! maksud aku itu bukan seperti itu. Maksud kepala dingin itu adalah pikiran di kepala kamu itu harus tenang. Bukannya dingin pakai es batu”, gerutu Resta.
Sementara itu Gilang hanya tersenyum menunjukkan semua giginya.
“hehehehe…”, tawa Gilang.

“Capek dehh!”, tanggap Resta seraya menepuk keningnya.

TAMAT

Cerpen Karangan: Indriani Pujasari
Facebook: Indry Indriani
Sekolah: (kelas x) SMKN 1 SUKATANI
Tempat tinggal: Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat

Baca: Cerpen Motivasi

3. Cerpen Lucu Tentang Masak


Ketika sang istri sedang masak di dapur, sang suami yang berada di sebelahnya mengoceh dengan tiada henti, banyak sekali kata-kata yang diucapkannya mulai dari , “pelan sedikit, apinya terlalu besar, hati-hati, jangan sampai gosong, serta beberapa ungkapan lain yang sering kali diucapkan sebagai bentuk perhatian.

Dengan spontan sang istri menjawab “sudah diam, saya tahu bagaimana cara memasak yang benar dan tepat”

Tidak mau kalah sang suami pun menjawab dengan sangat tenang “saya hanya ingin kau tahu wahai istriku, bagaimana perasaan ini untukmu ketika saya sedang menyetir mobil dan kau yang duduk di sebelah tidak henti-henti mengoceh.

Memang belajar untuk memberikan kelonggaran kepada orang lain itu sangat sulit, akan tetapi asalkan anda mau dengan serius berdiri pada sudut pandang orang lain dalam melihat suatu masalah.

4. Cerpen Lucu yang Gokil


Di suatu malam jumat terdapat salah satu hantu yang sedang menakut-nakuti manusia, hantu itu sangat senang karena di malam tersebut banyak yang ketakutan dibuatnya karena hantu tersebut menampakkan diri dengan wajah yang sangat menyeramkan. Sesekali hantu tersebut menampakkan diri dengan berubah menjadi genderewo atau seekor harimau.

Tiba-tiba hantu tersebut berte u dengan hantu lainnyayang juga sedang menakut-nakuti manusia dengan menampakkan dirinya sebagai pocong. Tanpa berat melepas daerah kekuasaan, akhirnya mereka akhirnya berbincang-bincang, kemudian mereka ingin kita saling berbagi cerita seperti apa cara mereka mati terlebih dahulu sebelum menjadi hantu atau masih dalam wujud manusia.

“Hai bro, mau tanya boleh kan, gini bagaimana cara kamu mati” kata hantu pertama.

“Aku mati karena aku terkurung di dalam lemari gede dan karena gara-gara kedinginan. Awalnya hanya menggigil biasa. Akan tetapi lama kelamaan ku melihat semuanya menjadi gelap gulita serta akhirnya akupun gelap. Namun aku sangat bersyukur karena aku mati dengan sama sekali tidak merasakan sakit”. Jawab hantu dua.

“Kasian sekali kamu”. Kata hantu pertama.

“Lupa lagi neng, kungkin karena aku terkena serangan jantung”. Jawab hantu ke dua.

“Kok bisa gede-gede syah”. Tanya hantu pertama penasaran.

“Iya pa, awalnya aku pulang kerja dan aku melihat istriku sedang bersama hantu laki-laki lain”. Kata hantu kedua beneran.

“Terus bagaimana?” jawab jaketnya basah.

“Terus bagaimana ini aku melihat di depan pintu kamar ku serta pakaian dalam hantu laki-laki, serta aku tahu bahwa istriku hantu bisa saja selingkuh dan bermesraan dengan yang lainnya”. kata hantu pertama.

“Apakah kamu akan terus mati setelah tahu beres-beres”.

“Saat itu rasanya aku ingin kuat, belum ingin mati, kuputuskan untuk masuk ke dalam kamar dan akhirnya aku melihat istriku dengan hantu lain tanpa busana. Saat itu rasanya seperti mati, kosong, dan hampa. Lalu kuputuskan untuk mencari hantu laki-laki tersebut ke dalam lemari, kamar mandi, serta gudang.” Kata hantu pertama.

“Hingga lama-kelamaan jantung ku terasa semakin melemah sebab tidak menemukan hantu laki-laki selingkuhan istriku, dan akhirnya akupun kati”.

“Dasar bodoh”. Hantu kedua.

“Kenapa kau bicara seperti itu, apakah kamu ingin menawarkan proses penawaran?” tanya hantu pertama dengan penasaran.

“Kenapa kau bilang seperti itu, kemungkinan besar kita masih hidup saat ini sehingga tidak akan merasakan bagaimana rasanya menjadi hantu”. Kata hantu pertama.

Mendengar hantu pertama bicara, rasanya hantu kedua seperti terkena serangan jantung lagi padahal kan hantu pertama sudah mati. Mungkin saja hal ini dikarenakan banyaknya massa yang sulit untuk dikendalikan.

Baca: Cerpen Tentang Ibu

5. Pencuri Motor


Di sebuah penjara, dua orang narapidana yang kebetulan di tempatkan dalam sebuah sel sedang bercakap-cakap.

Napi yang satunya, Ajib Bin Atang, merupakan tahanan yang telah mendekam dalam ruangan itu selama 15 tahun, sementara yang satunya, Jupri, merupakan narapidana baru.

Tentu saja Ajib sangat penasaran dengan kejahatan yang dilakukan oleh Jupri karena tahanan itu merupakan tahanan khusus untuk narapidana yang mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.

Maka, Ajib mulai menanyai Jupri dengan gaya yang khas sebagai penguasa ruangan, “Heh, ente siapa namanya?”.

Jupri sebetulnya merasa takut dengan Ajib karena perawakan Ajib lebih mirip siluman dibandingkan manusia.

Dengan agak gementar Jupri menjawab, “ Nama saya Jupri pak…” Jawab Jupri dengan perasaan yang tidak nyaman karena ia membayangkan hal yang tidak-tidak seperti yang sering ia lihat di film.

“Kenalin, nama gue Ajib. Gue udah nongkrong sendirian di sini 15 tahun. Akhirnya ada juga yang di tahan di sini. Mulai sekarang kita satu ruangan. Jangan sungkan-sungkan.” Kata Ajib yang mulai sedikit ramah karenaia melihat Jupri takut padanya.

“Terimakasih pak” Balas Jupri yang sedikit agak lega.

“Kalau boleh tahu, kenapa ente masuk penjara sini? Soalnya penjara sini bukan untuk sembarang orang. Bukannya nyombong ya, gini-gini gue teroris. Dulu tapi. Gue belum sempat ngledakin apa-apa, tapi gue udah bikin banyak bom yang dipakai buat ngledakin di banyak tempat. Nah, mestinya ente juga teroris kan? Ente jihat dibawah bendera mana?”

Tanya Ajib bersemangat karena selama ini ia tidak pernah ngobrol dengan siapapun.

“Ee…saya bukan teroris pak…” Jawab Jupri.

“Ah, nggak usah merendah lah, nggak mungkin bukan teroris masuk sini. Atau jangan-jangan ente psikopat? Atau pembunuh?” tanya Ajib penasaran.

“Bukan pak, sumpah, saya ini cuma maling motor…” Jawab Jupri jujur.

“Sudahlah bung, ente ini nggak usah malu-malu. Kita bakalan mendekam di sini selamanya, jadi cerita-cerita aja biar nggak bosen nunggu mati” Balas Ajib.

“Bener pak, saya di sini karena awalnya mencuri motor…” Jawab Jupri.

“Kok bisa sih, lalu bagaimana? Sidangnya salah atau gimana?”

“Jadi begini ceritanya, Jupri mulai bercerita, “Sebenarnya saya tidak punya niatan sama sekali untuk mencuri. Saya belum pernah melakukannya sebelumnya. Tapi apa boleh buat, saya kehilangan pekerjaan karena PHK, padahal saya sudah terlanjur kredit rumah dan harus pula menckupi kebutuhan keluarga.” Jupri menghela nafas sambil mengingat-ingat kejadian apes yang menimpanya.

“Siang itu saya lewat di depan pertokoan, niatnya mencari kerja. Tapi kebetulan pada waktu saya jalan kaki, saya melihat ada sepeda motor yang kuncinya masih menggantung diparkir di tepi jalan. Tidak ada penunggu parkir dan tidak ada orang lain selain saya yang ada di pinggir jalan itu. Ya sudah, tiba-tiba terbersit niat mencuri. Saya curi motor itu.” Ajib mendengarkan cerita Jupri sambil manggut-manggut.

Jupri melanjutkan, “Bagaimanapun juga saya sangat panic dan takut, saya bawa motor itu kencang-kencang. Sialnya di tengah jalan saya menabrak pengendara motor lain yang menyeberang tiba-tiba. Motor yang saya tabrak tidak langsung jatuh tapi kehilangan kendali. Yang paling menegangkan, dari arah berlawanan ada sebuah truk tanki solar yang ngebut. Bapak tahu apa yang terjadi kemudian?”

“Apakah kemudian truk tanki itu melindas motor yang kamu tabrak hingga pengemudianya mati?” tanya Ajib.

“Tidak demikian pak, truk itu banting setir, pengendar motor selamat meski akhirnya jatuh menabrak trotoar.” Jawab Jupri.

“Terus kamu gimana?” Tanya Ajib

“Saya jatuh di tempat dan hanya bisa bengong lihat kejadian itu.” Jawab Jupri

“Kamu nggak kabur bawa motor?” Tanya Ajib.

“Nggak, motornya rusak dan saya di tolong orang di sekitar sana” Jawab Jupri.

“Lalu apa yang membuat kamu dipenjara di sini? Tanya Ajib.

“Truk yang banting setir tersebut kehilangan kendali dan menabrak restoran lalu meledak. Korban meninggal 30 orang, luka-luka 65 orang, rumah terbakar di sebelah restoran ada 3 unit. Lalu ada lagi 15 mobil parkir yang terbakar dan 25 sepeda motor ikut lenyap kena ledakan. Dan akhirnya saya di sini.” Jawab Jupri polos.

3 Cerpen Tentang Lingkungan Berbeda Materi

Cerpen Tentang Lingkungan
Contoh cerpen tentang lingkungan berikut ini saya rasa dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Anda. Cerpen lingkungan hidup yang diharapkan dapat menginspirasi kalian semua yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Memiliki rasa peduli terhadap lingkungan hidup membuat kita memiliki jiwa cinta kepada lingkungan sehingga akan mendorong kita untuk melakukan suatu hal yang berarti bagi lingkungan dan kehidupan di sekitar kita.

Contoh bentuk kepedulian terhadap lingkungan termasuk dengan menjadi anggota LSM (Lembaga Sosial Kemasyarakatan) yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Nah, beriku tini adalah contoh cerpen lingkungan terbaru yang diharapkan dapat memberikan nilai manfaat bagi Anda.

Cerpen Tentang Lingkungan Hidup 1


Judul: Sungai yang Bersih Membuat Banjir Tak Lagi Terjadi

Tomi, Yuda, dan Johan adalah tiga orang siswa SD Negeri Pamulang 4 yang telah berteman sejak mereka TK. Ketiga siswa tersebut sangat gemar membersihkan lingkungan sekolah. Tidak heran bila bapak / ibu guru menjadikan mereka sebagai tauladan bagi siswa yang lain. Suatu hari di bulan September, mereka sedang bermain - main di sungai selepas pulang sekolah. Mereka memang gemar mencari ikan untuk kemudian digoreng dan dijadikan lauk makan siang. Ukuran sungai yang tidak begitu besar membuat mereka mudah berjalan dari ujung ke ujung bagian sungai. Mereka menjumpai banyak sekali sampah di pinggir sungai. Mulai dari plastik, botol - botol, dll. Setelah kelelahan dan beristirahat di pinggir sungai, Tomi pun berkata kepada Yuda dan Johan tentang sampah yang banyak mereka jumpai di pinggir sungai. Mereka pun sepakat bahwa sampah yang menumpuk di sungai bisa mengakibatkan banjir saat musim hujan nanti.

Suatu pagi pada saat jam istirahat di sekolah, Tomi, Yuda, dan Johan pergi ke kantor guru. Mereka menemui Bapak Ahmad, Wali Kelas mereka. Yuda menceritakan tentang banyaknya sampah yang ada di sungai, cerita Yuda pun ditimpali dan dilengkapi oleh Tomi dan Johan. Mereka memberikan usul kepada Wali Kelas mereka untuk mengadakan acara bersih sungai pada saat acara bersih - bersih sekolah yang rutin dilakukan setiap hari Jum'at minggu ke-2 setiap bulannya. Usulan mereka pun ditanggapi dengan positif oleh Wali Kelas.

Akhirnya tibalah hari dimana acara bersih - bersih sungai itu dilaksanakan. Pada pagi hari, Kepala Sekolah memberikan arahan kepada semua siswa tentang pentingnya sebuah sungai yang bersih. Kepala Sekolah juga meminta kepada semua siswa untuk membersihkan sungai dengan sungguh - sungguh dan tak lupa Kepala Sekolah menyampaikan hal - hal yang tidak boleh dilakukan selama acara bersih - bersih sungai berlangsung. Selesai acara pengarahan, dengan berbondong - bondong dan didampingi oleh Wali Kelas, para siswa menuju ke sungai yang lokasinya tidak jauh dari sekolahan. Sesampainya di tepi sungai, Wali Kelas membagi siswa kedalam beberapa kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang dan ada 1 orang siswa yang menjadi ketua serta koordinator kelompok.

Acara bersih - bersih sungai  berlangsung selama 2 jam. Setelah acara bersih - bersih sungai selesai, tampak beberapa gundukan sampah yang berhasil dikumpulkan oleh para siswa. Sampah - sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk milik Dinas Pekerjaan Umum yang memang sengaja didatangkan untuk mengangkut sampah sungai. Sungai pun kini tampak sangat bersih. Wali Kelas menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan datang. Oleh karena itu, kita harus selalu emnjaga kebersihan lingkungan sekitar kita termasuk kebersihan sungai agar terhindar dari bahaya banjir.

Cerpen Tentang Lingkungan 2


Judul: Linkgkungan Bersih

Suara Adzan subuh menggema, dan langsung aku bangun pada waktu itu juga. Setelah sholat subuh aku bergegas ganti pakaian dan lekas berolahraga pagi. Setelah tadi malam hujannya sangan deras, pagi ini udaranya sangat dingin dan sejuk. Pagi yang cerah ini tanpa adanya polusi udara di pagi ini membuat udara semakin sejuk.

Jarum jam menunjukkan pukul 05:00 WIB, aku langsung pulang. Bertepatan hari ini adalah hari minggu aku dan teman-temanku akan bersepeda bersama-sama menikmati minggu pagi yang sejuk.

Setiap minggu di kota ku selalu di adakan car free day. Yaitu hanya sepeda yang boleh berkendara. Kendaraan bermotor tidak boleh melewati jalan itu. Semua orang mendukung kegiatan itu, karena itu dapat mengurangi polusi lingkungan.Karena polusi lingkungan dapat menyebabkan penyakit.

Waktu sudah menunjukkan pukul 08:00 aku langsung pulang. Setelah sampai di rumah, warga kampung ku melakukan kerja bakti membersih kan kampung. Aku dan teman-teman ku langsung membantu kerja bakti. Ternyata sampah-sampah banyak menyumbat selokah dan langsung di bersihkan.setelah di bersihkan alirannya menjadi lancar,dan tidak akan kuatir terkena banjir. Dan kampung ku juga di lakukan penghijauan dengan menanam tumbuhan di pot-pot, setiap rumah harus memiliki minimal satu atau dua tanaman.Dan kampungku menjadi bersih dan hijau.

Andai saja di kotaku juga dilakukan kegiatan membersihkan sungai agar aliran sungai-sungai menjadi lacar dan tidak terkena banjir seperti kota-kota besar lainnya.

Pemerintah dan masyarakat juga semangat dengan kegiatan itu. Bahkan walikotanya juga turun untuk membersihkan lingkungan. Dari kegiatan itu kota menjadi bersih dan sehat.

Selain dengan pembersihan sungai-sungai pemerintah kota juga mengadakan penghijauan lingkungan. Yaitu penghijauan dari kampung ke kampung.Nanti jika kampung itu bagus, bersih dan hijau, kampung itu akan di datangi oleh wali kota.

Penghijauan itu berfungsi sebagai penghasil oksigen dan pengurang polusi udara. Dan membuat masyarakat menjadi tidak sakit.

Selain di kampung-kampung,di sekolah-sekolah juga di adakan lomba kebersihan dan kehijauan yang disebut dengan lomba Adiwiyata. Yaitu lomba tang memperhitungkan sekolah siapa yang paling bersih dan hijau adalah sekolah pemenangnya.

Sampah tidak hanya bisa di buang,tetapi sampah itu dapat di olah menjadi barang yang berguna dan bisa di manfaatkan. Sehingga dapat mengurangi jumlah sampah di tempat pembuangan dan tidak menyebabkan polusi.

Betapa hidup di lingkungan yang bersih membuat kita dapat menikmati hidup yang nyaman, sehat dan tentram.

Cerpern Tentang Lingkungan 3


Judul: Sebuah Kesaksian

Tatkala kegelapan membentangkan selimutnya dan menghantarkan menusia kea lam mimpi yang indah sempurna, bahasa pun telah berganti menjadi bahasa alam yang tak kan dapat kau mengerti. Karna memang yang berbicara saat itu adalah alam. Langit, bumi, serta mekhluk-makhluk yang mengisi hamparannya. Kecuali kita manusia. Kalaupun saat itu ada yang terjaga, takkan mungkin ia dapat menangkap dan memahaminya.

Bergelombangnya lautan, gunung yang tinggi menjulang, serta bulan dan bintang yang cahayanya cemerlang, merekalah yang tengah mengambil alih kekuasaan. Mereka bersama bercakap-cakap tentang apa yang mereka lihat, dengar, dan dilakukan manusia di atas mereka.

“Wahai gunung, tahukah kau. Peristiwa apa yang telah terjadi hari ini di atas punggungku? Seru laut kepada gunung.

“Ceritakanlah kepadaku,” Jawabnya.

“Hari ini ada seorang gadis yang telah menumpahkan air matanya. Dia bercerita kepadaku tentang kisah hidupnya yang sanyat memilukan.”

“Bagaimana kisahnya?”

“Dia terseret arus peperangan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Hidupnya kini sebatangkara. Sementara tidak ada sanak saudara maupun kerabat yang mempedulikannya. Mereka sibuk menyelamatkan nyawa mereka masing-masing. Telah banyak darah yang tertumpah, telah banyak pula yang tercerai berai antara sesama mereka. Si istri menjadi janda, Si anak menjadi yatim, Banyak ibu yang kehilangan anaknya, Rumah serta harta benda musnah tak tersisa. Tak pernah seharipun dilalui dengan rasa aman. Desingan peluru dan jerit kesakitan selalu memenuhi setiap sudut dalam kehidupannya.

“Lalu?”

“Dia bertanya kepadaku. Mengapa hal ini mesti terjadi. Kenapa dia yang harus mengalami peristiwa ini? Dimana keadilan? Tak pernah sedetikpun dia merasa kebahagiaan dan ketenangan. Padahal, melalui cerita yang ia dengar dari kawan-kawannya yang sampai kepadanya melalui surat, mereka tengah dalam keadaan yang sangat menyenangkan. Mereka hidup tenang dan aman, bersekolah, bermain, dan bisa melakukan apa yang mereka inginkan tanpa rasa takut dan cemas.”

Suasana mendadak menjadi hening. Tak ada suara yang terdengar memberi tanggapan atas cerita laut. Waktu seperti terhenti. Hampir saja mereka tak menyadari keberadaan lawan bicaranya dan lupa apa yang sedang mereka lakukan, jika saja hutan tak bersuara memecah kesunyian.

“Mengapa kalian semua terdiam?”

Gunung menceritakan kembali apa yang dikisahkan laut kepadanya.

“Kenapa heran? Bukankah itu sesuatu yang lumrah terjadi di bumi ini?”
“Apa maksudmu?” Laut dan gunung serempak bertanya begitu mendengar komentar hutan.

“Apakah kalian tak mengetahui? Bahwa didaerahku setiap hari selalu dipenuhi oleh kekerasan, perkelahian, pertumpahan darah dan nyawa?,. Itu sudah menjadi pemandangan biasa yang diperagakan oleh seluruh penghuni daerahku, semuanya, termasuk manusia”

“Termasuk manusia?”

“Ya, bahkan mungkin mereka lebih buas dari hewan terbuas sekalipun, Mereka mengambil dan menguasai apa yang diinginkannya. Bahkan lebih dari itu. Bayangkan. Setiap hari mereka mengikis dan memotong-motong tubuhku tanpa ampun. Telah banyak pohon-pohon yang tumbuh di atasku yang mereka babat dengan rakusnya. Hanya demi untuk memuaskan perut mereka. Mereka membunuhi hewan-hewan yang tinggal dengan nyaman di dalam perlindunganku. Yang kecil, yang besar, semua mereka bunuh tanpa ampun. Lebih lagi, mereka dengan semena-mena membakar dan menggunduliku untuk kemudian dijadikan lahan pertanian, peternakan, dan tempat tinggal. Tanpa memperhatikan apa akibatnya bagi ekosistem alam. Bahkan terhadap sesama merekapun, mereka bagai singa yang lapar.”

“maksudmu?”

“Baru sore tadi aku menyaksikan segerombolan orang menembaki para penduduk desa yang berada dekat denganku. Mereka melakukan itu dengan alas an tanah yang ditempati para penduduk desa itu adalah tidak sah dan harus dikembalikan kepada pemerintah. Padahal aku tahu persis, telah puluhan tahun dan dari generasi ke generasi mereka telah berdiam disana. Dan aku tahu persis, bahwa itu hanya alas an yang dibuat-buat. Tujuan orang-orang serakah itu hanya satu, yatu memperluas lahan untuk areal peternakan yang mereka kelola. Para penduduk mencoba untuk mempertahankan tanah yang telah lama mereka huni itu. Namun apalah daya si lemah di hadapan yang kuat. Orang-orang itu malah menjawabnya dengan merusak rumah-rumah, membakar fasilitas-fasilitas desa. Dan tanpa segan-segan, mereka memuntahkan peluru untuk siapa yang berani melawan.”

Tak ada yang berani berkomentar atas cerita dari hutan itu. Semuanya terdiam, hanyut dalam fikirannya masing-masing. Suasana tetap sepaerti itu sampai gunung bersuara memecahkan kaheningan. “ Bukankah manusia makhluk yang lebih tinggi derajatnya daripada kita? Mereka mempunyai hati nurani, debekali pula dengan akal dan fikiran agar mereka bisa minilai baik buruknya suatu perbuatan, lagipula mereka diciptakan bukankah untuk membuat kesejahtraan di ala mini?”

“Benar, tapi berapa banyak dari mereka yang menyadari dan menggunakan apa yang kau sebutkan tadi?” Hutan menjawab pertanyaan itu kembali dengan pertanyaan.

“Benar, sedikit sekali dari mereka yang menyadari hal itu. Mereka telah begitu terlena dengan apa yang ada. Mereka hanya mengumbar nafsunya saja. Sehingga tak ada dalam fikiran mereka selain bagaimana memuaskan keinginannya itu. Nilai-nilai dan norma telah mereka lupakan. Hubungan keluarga dan saudara pun telah mereka abaikan. Yang penting bagi mereka, begaimana bisa bertahan hidup dan memperoleh kepuasan darinya sebanyak-banyaknya.” Laut pun mendukung pendapat hutan.

Tinggal gunung yang terdiam mendengar dua pendapat itu. Mungkinkah makhluk yang dibekali dengan segala macam kelebihan itu bertindak sangat jauh dari apa yang seharusnya mereka lakukan? Bukankah mereka seharusnya bersikap bijaksana, adil, saling berkasih saying, menghormati sesama, toleran, serta menjaga dan merawat ala mini dengan sebaik-baiknya? Bukankah nantinya mereka sendiri yang akan menerima akibat dari perbuatan mereka tersebut?? Berbagai pertanyaan terus dating bagai gelombang yang menerpa seluruh tubuhnya, tak dapat dibendung.

“Mengapa kau terdiam kawan?” Seru laut tatkala mendapatkan perubahan pada sahabatnya itu.

“Aku tak habis fikir, Apakah mereka belum mendapat peringatan tentang apa yang akan mereka terima bila terus bertindak seperti itu?”

“Sudah, telah banyak akibat yang mereka terima, bencana alam telah berkali-kali menimpa mereka, Kebakaran hutan, gempa bumi, banjir, longsor, badai di lautan, dan sebagainya. Tapi hanya sedikit dari mereka yang bisa menerima kenyataan dan mengambil pelajaran dari semua itu.”

“Sungguh mengenaskan. Andai saja mereka tahu bahwa nanti mereka akan diminta pertanggunggjawaban atas perbuatan mereka, dan andai mereka tahu kalau kita nanti akan menjadi saksi atas bermacam-macam perbuatan itu,,,,,,Gunung kembali berkata, kali ini kata-katanya itu seperti tertuju pada dirinya sendiri.

“Sudahlah kawan, tak usah tarlalu kau fikirkan. Tugas kita hanya menjaga agar kehidupan di bumi ini tetap seimbang dan tercegah dari bencana yang dapat menghancurkan kehidupan. Lebih dari itu, Segalanya kita serahkan pada Tuhan, Apa yang manusia lakukan, biarlah Dia yang memberikan balasannya. Lihat! Kawan kita si pengelana datang.”

Laut berseru gembira tatkala melihat angin meluncur dengan mulusnya dari kejauhan.

“Kabar apa yang kau bawa kali ini duhai angin?”

Lihat Juga:



Penutup


Demikianlah kumpulan cerpen terbaru tentang lingkungan, semoga contoh cerpen lingkungan hidup diatas bermanfaat bagi Anda. Selain dapat dijadikan sebagain referensi, tulisan diatas juga diharapkan dapat memberikan inspirasi yang bernilai bagi kalian.

Cerpen Pendidikan: Sebuah Pelajaran yang Amat Berharga

Cerpen Pendidikan
Ada banyak sekali jenis atau topik dari suatu cerpen. Salah satu tema cerpen adalah cerpen pendidikan. Bah, buat kalian yang sedang mencari cerpen pendidikan, berikut ini sebuah cerpen pendidikan dengan judul "Menolak Itu Penting".

Cerpen Pendidikan By Harini Natalia Sembiring


Namaku Cantika, tahun ini aku masuk semester 5 dalam perkuliahan. Aku sering dipanggil cika, aku adalah seorang yang sangat sulit menolak permintaan orang lain. Teman-temanku sering menegur aku bahkan memarahiku ketika aku tidak berani menolak permintaan orang lain yang membebaniku. Tapi tetap saja aku tidak bisa menolaknya karena aku merasa segan.

Aku sangat suka mengambil mata kuliah atas ketika sks ku memenuhi untuk mengambilnya. Di semester ini aku mengambil satu mata kuliah atas. Dalam mengikuti mata kuliah ini aku selalu dengan seorang kakak bernama Vika. Di kampus tempat aku kuliah berasal dari baragam-ragam suku, Vika adalah salah satu yang satu suku dengan aku. Ketika pergi ke kampus mengikuti mata kuliah atas yang kuambil yaitu Psikologi kami selalu berangkat sama-sama bahkan duduk di kelas pun berdekatan.

Tiba saatnya kami mengikuti ujian tengah semester. Dosen pengampu memberikan tugas untuk mengerjakan soal sebanyak 8 nomor. Ketika dalam perkuliahan, dosen memberikan penjelasan tentang ujian kami.

“Tugas TTS kalian adalah mengerjakan delapan soal ini dengan catatan setiap soal harus dijawab dengan 10 sumber buku dan memakai empat buku bahasa Inggris setiap soal. Tugas ini dikerjakan diluar perkuliahan dan saya memberikan waktu 2 minggu untuk kalian mengerjakannya”. Kami sebagai siswa cukup syok dengan tugas ini. Aku hanya diam dan bingung bagaimana aku akan mengerjakannya karena aku sangat kesulitan dalam bahasa Inggris. Aku mencoba tegar menghadapi tugas ini, dalam hati aku berkata aku pasti bisa mengerjakannya hanya butuh usaha yang maksimal.

Setelah selesai perkuliahan Vika mendekatiku dan berkata ”Cika, nanti kita ngerjain tugasnya bareng ya, soalnya kalo ngerjakan sendiri aku malas”.

“Oke kak Vik, kabarin aja kapan kita mulai mengerjakannya”.
“Iya nanti aku kabarin kamu deh, biar nanti kita kerja bareng di perpustakaan”.
“Ide bagus kak, kalo bisa kita kerjain secepatnya soalnya tugasnya banyak banget”. Sambil aku menelan ludah mengingat banyaknya sumber yang harus dicari.

Beberapa hari kemudian kami pergi ke perpustakaan bersama seorang kakak senior namanya Rio, dia juga mengambil mata kuliah yang sama dengan kami. Di perpustakaan kami berusaha masing-masing mencari sumber untuk menjawab soal ujian.

“Kak, kita cari sumbernya masing-masing terus nanti kita gantian pakai bukunya biar tugas kita cepat selesai.”

“Okee siapp, ya udah yuk kita cari bukunya di sebelah sana sepertinya sumbernya banyak di sana”.

Kami bertiga semangat mencari sumber sampai-sampai karena banyaknya kami membawa beberapa tumpukan buku untuk dikerjakan.

“Waduhh kalo sebanyak ini belum baca saja aku udah pusing” ujar kak Rio. Kami mulai membaca buku itu dan berusaha menemukan jawaban yang tepat. Aku mulai serius mencari dan mendapat beberapa jawaban.

Ketika kak Rio melihatku kesulitan membaca sambil mengetik jawaban dia menawarkan untuk membacakannya untukku dan aku yang mengetikkan. Aku setuju dan kami mulai mengerjaknnya bersama-sama. Aku melihat kak Vika yang sedang asik dengan HP nya, dia mengabaikan buku-buku yang telah dia ambil dari rak buku. Aku tidak berani menegur dia karena aku takut dianggap sok rajin.

Setelah beberapa jam aku dan kak Rio hanya bisa menjawab beberapa soal saja sedangkan kak Vika tidak ada menjawab satu soalpun karena dia hanya fokus dengan HP-nya. Setelah kami pulang dari perpustakan aku merasa kesal karena hanya sedikit yang bisa kami jawab setelah berjam-jam di perpustakan dengan kondisi tidak ada makanan apapun yang masuk kedalam perut mulai dari pagi sampai sore.

Aku terus berusaha mengerjakan tugasku setiap kali aku punya waktu luang. Setelah batas pengumpulan akan tiba kak Vika menghubungi aku.

“Cika, tugas kamu sudah siap kah?”
“Belum kak Vika, ada beberapa nomor lagi yang belum aku jawab, kak Vika sudah selesai?”
“Belum nih, aku bagi jawaban kamu ya soalnya aku baru selesai nomor 1 nih.” Aku terdiam beberapa saat mendengar perkataannya, sebenarnya sih dalam hatiku menolak tapi aku gak bisa melakukan itu.
“Mmm…, ya udah deh kak nanti aku kirim ya.”
“Okee Cika jangan lupa ya, nanti aku kasi jawaban aku no 1 sama Cika trus soal yang udah Cika jawab kirim ke emailku ya.”
“Oke deh kak.” Aku menjawab dengan sedikit kesal dan sangat ingin menolaknya. Tapi karena aku tidak bisa menolak akhirnya aku mengirimkan jawabanku.

Aku menceriterakan itu pada kak Rio, dia memarahiku karena aku memberikan jawabanku pada kak Vika.

“Aduhh Cikaa, kamu gimana sih?!!”
“Kalo dia gak ada usaha biarin aja tugasnya gak selesai, itu kan salah dia.”
“Awas kalo dia ikutin jawaban kamu persis kamu pasti dikatakan plagiat sama dosen kita.” Aku menjadi khawatir mendengar perkataan kak Rio.
“Aku gak bisa nolak dia kak Rio, tadinya sih aku pengen banget menolaknya tapi apalah daya diriku yang gak bisa nolak ini.”
“Cika cika, (sambil menggaruk kepalanya) harusnya kamu itu memberanikan diri untuk menolaknya, kamu sih gak memikirkan dulu apa resikonya jika kamu memberikan jawaban kamu.”
“Maaf kak Rio tapi udah terlanjur aku memberikan jawabannya kak”. Aku menyesali tindakanku yang tidak berpikir dahulu dan langsung bertindak.
“Yaaa udah terlanjur juga kan, lain kali kamu harus bisa menolak sesuatu yang bisa membahayakan kamu. Pokoknya Cika harus belajar berani menolak yang tidak penting dari sekarang”.
“Okee?!” Kak Rio menepuk pundakku.
“Okee siappp pak!”, aku memberikan hormat pada kak Rio.
“Hahaha kamu ini, bercanda terus”. Kak Rio tertawa melihat tingkahku.

Tiba waktunya pengumpulan tugas, aku, kak Rio dan kak Vika pergi mengumpulkan tugas bersama ke kantor dosen kami. Setelah mengumpulkan tugas aku sedikit lega karena bebanku sudah berkurang. Tapi tiba keesokan harinya Dosen mengirim pesan ke emailku dan mengatakan bahwa aku dan kak Vika plagiat (jiplakan) karena ada jawaban kami yang sama persis. Aku sangat syok membaca email itu aku teringat dengan perkataan kak Rio. Rasanya aku pengen menangis, aku benci dengan diriku karena perbuatanku.

Beberapa hari aku gak keluar dari kos dan hanya menyesali apa yang telah terjadi. Kak Rio mengetahui hal ini dan dia menemui dan berusaha menghiburku yang sedang terpuruk karena aku dikatakan plagiat. Dan yang paling menyakitkan bagiku adalah ketika kak Vika mengatakan kepada orang lain bahwa akulah yang melihat jawabannya. Saat kak Rio menemuiku aku menangis dan ingin marah sama kak Vika yang ternyata menusukku dari belakang. Aku memberikan jawaban padanya tanpa membeberkan sama orang lain selain kak Rio karena aku percaya sama kak Rio dia tidak akan mengatakan hal itu kepada orang lain. Tapi kak Vika justru memutar balikkan fakta.

“Kak apa yang harus aku lakukan?”
“Aku takut mendapat nilai E kak, nanti IPK aku turun mama sama papa pasti marah sama aku.” Aku menangis tersedu-sedu.
“Udah dong Cika jangan nagis lagi ya, itu pelajaran buat Cika supaya kedepannya gak melakukan kesalahan yang sama. Cika harus kuat dan berdoa sama Tuhan biar nilai Cika nanti bagus. Bukan kesalahan Cika dikatakan Cika plagiat tapi kecurangan yang dilakukan Vika. Cika harus sabar ya.” Kak Rio berusaha menghiburku.
“Iya kak, mulai dari sekarang Cika harus berani menolak orang,” ujarku menguatkan diri sendiri.

Aku berdoa sama Tuhan agar semester ini aku mendapat nilai yang bagus dan meningkat dari sebelumnya. Aku lulus dalam mata kuliah Psikologi yang dikatakan aku plagiat meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan. Aku bersyukur atas kejadian ini karena aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dalam hidupku. Kejadian ini membuatku untuk lebih waspada terhadap apapun juga. Berpikir sebelum bertindak itu sangat penting, walaupun dalam situasi genting kita harus mampu berfikir untuk melakukan tindakan agar kita mengambil tindakan yang tepat.

Baca juga: Cerpen Tentang Lingkungan


Cerpen Karangan: Harini Natalia Sembiring
Facebook: harininatalia14 at yahoo.co.id
Email: harinisembiring10 at gmail.com

Cerpen Cinta: Berawal Dari Perjodohan

Cerpen Cinta, Berawal Dari Perjodohan

Berikut ini adalah sebuah cerpen cinta dengan judul "Berawal Dari Perjodohan" yang mungkin sayang untuk Anda lewatkan. Bagi Anda para penikmat cerita pendek, selamat membaca cerpen cinta terbaru berikut ini.

By Ayu Suci Wulan Siwi

Di sebuah kamar di rumah sakit ada 3 orang yang sedang berbincang, yaitu Arga, Andien dan Ayah Arga yang sedang sakit.

“Arga, Ayah mohon kamu terima perjodohan ini nak” Ucap Ayah Arga
“Tapi, aku tidak mencintainya yah” Ucap Arga
“Baik om saya setuju dengan perjodohan ini” Ucap Andien
“Apa kau sudah tidak waras?” Tanya Arga
Tanpa basa-basi Andien langsung menarik tangan Arga dan membawanya keluar ruangan
“Arga, apa kau tidak melihat Ayahmu sedang sakit jadi terima saja perjodohan ini” Ucap Andien
“Tapi…” Belum selesai Arga bicara Andien langsung memotong pembicaraan Arga
“Tenang saja. Kau bebas mencintai siapa saja, pertunangan kita hanya sampai kita sama-sama berumur 17 tahun” Ucap Andien
“Apakah kau yakin, aku boleh berpacaran dengan siapa saja?” Ucap Arga
“Aku yakin” Ucap Andien
“Baiklah” Ucap Arga

Setelah percakapan itu mereka berdua kembali memasuki ruangan dimana Ayah Arga sedang dirawat
“Om saya pamit pulang dulu, hari sudah mulai malam” Ucap Andien
“Biar Arga yang mengantar kamu pulang ya nak” Ucap Ayah Arga
“Tidak usah om, saya bisa pulang sendiri” Ucap Andien
“Tidak nak, tidak baik anak perempuan pulang malam-malam sendirian” Ucap Ayah Arga
“Em… Baiklah om” Ucap Andien
Arga hanya diam, karena dia sangat kesal harus mengantar Andien pulang

Sesampainya Andien di rumah Andien langsung mandi dan tidur, karena besok dia mulai sekolah di sekolah barunya. Ya memang Andien dan Arga baru kelas X di salah satu SMA favorite

Di pagi hari yang cerah Andien bangun dari tidurnya dan langsung mandi. Setelah selesai mandi Andien langsung bersiap-siap pergi ke sekolah. Andien langsung turun dari tangga dan mulai menyapa Ayah dan Bundanya
“Bunda Andien berangkat sekolah dulu ya”
“Apa kau tidak sarapan dulu nak” Tanya Ayah Andien
“Tidak yah, Andien buru-buru takuk terlambat” Ucap Andien

Saat Andien keluar rumah, dia melihat ada seseorang memakai mobil sport. Andien tampak kebingungan, lalu orang itu keluar dari mobilnya. Ternyata dia adalah Arga
“Ayo kita berangkat” Ucap Arga
“Aku bisa berangkat ke sekolah sendiri” Ucap Andien
“Jika bukan karena Bundaku yang meminta aku gak akan mau mengantar dan menjemputmu” Ucap Arga
“Terserahlah” Ucap Andien langsung membuka pintu mobil Arga

Sesampainya di sekolah, semua mata tertuju kepada Arga dan Andien. Kenapa tidak? Andien adalah wanita yang cantik, pandai, dan juga pintar, sedangkan Arga dia adalah laki-laki yang sangat tampan. Tapi Andien tidak menghiraukannya.

Andien langsung memasuki kelasnya, Andien dan Arga tidak satu kelas. Andien di kelas XIPA 1 sedangkan Arga kelas XIPA 3. Otomatis kelas mereka bersebelahan.

Bel tanda belajar pun berbunyi dan anak-anak SMA kusuma wijaya sudah siap belajar. Tak terasa jam istirahat pun berbunyi. Andien dan teman-temannya sudah siap-siap pergi ke kantin. Tapi saat Andien keluar dari kelas, dia tidak sengaja menabrak seseorang

“Maaf aku gak sengaja” Ucap Andien
Saat laki-laki itu melihat siapa yang menabraknya, laki-laki itu hanya diam. Dia terpesona melihat betapa cantiknya Andien
“Tidak apa-apa” Jawab laki-laki itu seraya tersenyum kepada Andien. Andien hanya tersenyum dan berjalan tetapi dia dicegah oleh laki-laki tadi
“Tunggu dulu. Kita belum kenalan, namaku Aldo, nama kamu siapa?” Tanya laki-laki yang bernama Aldo
“Aku Andien” Jawab Andien tersenyum lalu pergi meninggalkan Aldo
“Dia sangat manis” guman Aldo

Tak terasa jam pulang pun berbunyi. Andien langsung bergegas pulang, tiba-tiba ada yang memegang tangannya
“Ayo kita pulang bersama” Ucap Arga
“Ayo” Jawab Andien

Andien merasa sangat jenuh dirumah. Andien langsung pergi ke taman di dekat rumahnya. Saat sedang asik memandangi bunga-bunga di taman, ada yang duduk di samping Andien. Sontak Andien kaget karena yang duduk di sampingnya adalah Aldo
“Hai Andien” Sapa Aldo
“Hai juga” Jawab Andien
“Andien, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu” Ucap Aldo
“Silahkan” Jawab Andien
“Aku tau kita baru saja bertemu. Tapi entah mengapa aku sangat mencintaimu, apakah kau mau menjadi pacarku?” Tanya Aldo
“Maaf Do. Tapi aku tidak mencintaimu, lebih baik kita berteman saja. Bagaimana? Kau setuju?” Jawab Andien
“Baiklah” Ucap Aldo

Setelah kejadian itu Andien dan Aldo tetap saling sapa seperti semestinya.

Semakin hari mereka semakin dekat. Yah walaupun sebagai teman, tapi ternyata mereka saling suka, tapi karena gengsi mereka hanya memendam perasaan mereka masing-masing

Tepat tanggal 14 mei mereka bertunangan. Arga akan mengutarkan isi hatinya.
“Andien” Ucap Arga
“Ya, kenapa Ga?” Tanya Andien
“Kamu mau gak jadi pacarku?” Tanya Arga
Andien hanya diam, dia tidak menyangka bahwa Arga juga menyukainya. Semua orang bersorak “Terima… Terima… Terima” Andien hanya mengangguk malu, wajahnya sudah merah karena malu. Arga langsung memeluk Andien, Andien pun membalasnya
“Terima kasih Andien. Aku mencintaimu” Ucap Arga
“Aku juga mencintaimu” Ucap Andien

Yakinlah cinta itu datang tiba-tiba..

Sekian

Cerpen Karangan: Ayu Suci Wulan Siwi
Instagram: ayusuciws + suciwlnsw
Nama lengkap: Ayu Suci Wulan Siwi
Nama panggilan: Ayu Suci
Kelas: IX SMP N 3 Mendoyo
Alamat: Banjar Nusamara, Yehembang, Jembrana, Bali

Contoh Cerpen Tentang Ibu

Contoh Cerpen Tentang Ibu
Buat sahabat pembaca yang sedang mencari cerpen tentang Ibu, berikut ini adalah contoh cerpen tentang Ibu yang diharapkan berguna bagi Anda.


Cerpen Ibu


Kado untuk Ibu
By: Laila Rahmawati

Apa yang ku berikan untuk mama untuk mama tersayang tak ku miliki sesuatu berharga untuk mama tercinta hanya ini ku nyanyi kan senandung dari hati ku untuk mama hanya sebuah lagu sederhana lagu cinta ku untuk mama

Ku nyanyikan lagu ini dengan sepenuh hati jari jemari ku sudah sangat ahli memainkannya, 2 hari lagi adalah hari yang aku tunggu selama ini yaitu lomba menyanyi sambil bermain piano, sudah jauh-jauh hari aku mempersiapkannya mudah-mudahan di lomba ini aku bisa membawa pulang piala dan ku persembahkan untuk ibu, amin

“Fanny” panggil wanita tua separuh baya yaitu ibu ku
“Iya ibu ada apa?” Sahut ku
“Sejak dari tadi ibu perhatikan kau berlatih terus apa kau tidak lelah? Istirahat lah sebentar nak ibu tidak mau kau sakit” nasihat ibu kepadaku
“Tidak ibu fanny tidak lelah fanny senang melakukan ini, fanny gak sabar deh bu menanti hari dimana yang fanny tunggu-tunggu fanny ingin membawa pulang piala dan ku persembahkan untuk ibu, doa’in fanny yah bu agar fanny bisa menang” ucap ku meyakini ibu dengan perasaan ceria
“Ya sudahlah jika itu mau mu, ibu akan selalu mendoakan mu” ucap ibu lalu langsung memeluk tubuh mungil fanny
“Fanny sayang ibu” membalas pelukan sang ibu dan ibu hanya terdiam dan tersenyum tipis

Dan kenapa tiba-tiba penyakit ibu kambuh lagi ibu selalu saja batuk dan batuknya mengeluarkan darah, sebenarnya ibu sudah lama mengidap penyankit kanker paru-paru tapi ibu masih sangat kuat melawan penyakit ini aku tidak mau kedua kalinya harus kehilangan seseorang yang aku sayangi setelah ayah, ayah pergi meninggalkan kami berdua saat aku berumur 5 tahun ayah meninggal karena kecelakaan maka dari itu aku tidak mau kehilangan ibu.

“Ya allah ibu! Ibu tak apa? Apa ibu sudah minum obat?” Tanya ku dengan perasaan cemas
“Tidak ibu tak apa ibu sudah minum obat” jawaban ibu cukup melegakan hatiku
“Ya allah cabut lah penyakit ini dari ibu aku tidak kuat melihat kondisi ibu semakin lama semakin lemah, aku sayang ibu ya allah aku gak mau kehilangan ibu” ucap batin ku meminta

2 hari telah berlalu hari dimana yang aku tunggu telah datang ini saatnya aku unjuk ke bolehan di depan mata orang banyak dan tak lupa ibu datang tuk mensupport ku ibu datang bersama bi inah pembantu yang sudah kami anggap sebagai keluarga, semua peserta berjumlah 50 dan aku mendapat urutan ke 19 nomor yang bagus sungguh sangat hebat dan keren peserta-pesertanya tapi aku tidak boleh kalah dari mereka.

Kini waktunya giliran ku tuk maju, ku bernanyi dan bermain piano sungguh menjiwai seolah-olah ini nyata ku persembah kan untuk ibu, dan tak kusangka semua orang kagum melihat ku mereka semua bertepuk kepada ku aku pun senang senyum tipis ibu terlihat bangga kepadaku. Di tengah acara ku lihat wajah ibu memucat makin lama pucat disertai batuk yang tidak enak didengar aku tak tega melihat kondisi ibu sesekali ku tanya “APA IBU TAK APA?” Ibu menjawab “tak apa” melegakan hati ku, tapi tak lama tiba-tiba tubuh ibu jatuh pingsan tak berdaya cepat-cepat ku panggil ambulan. Tak lama ambulance datang ku tinggalkan acara ini demi mengantarkan ibu ke rumah sakit, saat di perjalanan ibu sempat sadar
“F-a-n-n-y kenapa kau disini?” Tanya ibu lemah diserati batuk
“Aku ingin menemani ibu aku tidak peduli dengan lomba itu” ucap ku tegas berderailah ait mata ku yang tak kuasa melihat kondisi ibu
“Pergilah nak bawa pulang piala itu untuk ibu bukan kah kau sudah janji!”
Perkataan ibu mengingatkan sesuatu aku teringat dengan ucapan ku aku harus membawa pulang piala itu dan ku persembahkan untuk ibu IYA HARUS!

Aku menuruti perintah ibu aku turun dari ambulan dan berlari menuju perlombaan itu!, Tak lama kini saatnya pembacaan pemenang lomba sungguh membuat ku tegang dan rasa khawatir dengan kondisi ibu, dan tak ku sangka panitia perlombaan itu menyebut namaku sebagai pemenang sungguh tak bisa dibayangkan persaan ku saat ini bersyukur kepada allah tak henti-hentinya semua orang mengucapkan selamat kepada ku tapi aku teringat akan soal kondisi ibu. Tanpa membuang-buang waktu aku berpamit kepada panitia untuk pulang lebih awal dan panitia menizinkan secepat kilat aku menuju rumah sakit dan mencari keberadaan bi inah, tak lama kudapati bi inah sedang duduk di ruang tunggu mungkin sedang menunggu dokter keluar memeriksa ibu tapi dugaan ku salah bi inah menagis terisak-isak membuat ku khawatir.

“Bi ibu mana?” Tanyaku pada bibi tapi bibi hanya terdiam dan menagis
“Ibu mana bi?” Desak ku
Bi inah memandang ku penuh berderaian air mata
“Ibu non” ucap bibi dengan air mata yang masih berjatuhan
“Iya ibu mana?” Tanya ku sekali lagi
“Ibu Me-ning-gal!, dan sekarang ibu di ruang mayat”
Sungguh tak percaya apa yang ku dengar ini gemetar tubuh ku tak terkendali, langsung ku berlari ke ruang mayat sambil membawa piala. Sampai di sana ku buka kain kafan yang menutupi seseorang mayat dan saat ku buka ternyata benar mayat ini mayat ibu.

“Ibu!!! Ibu kenapa tinggalin fanny? Lihat ini fanny udah bawa pulang piala yang udah janjiin ke ibu tapi ibu kenapa tinggalin fanny? Ibu bangun dong! Bangun ibu bangun!!! Ya allah kenapa secepat ini kau ambil ibu ku? Aku tidak punya siapa-siapa lagi! Sekarang aku yatim piatu, kenapa ya allah? Kenapa??”
Air mata semakin deras berjatuhan disertai suara isakkan ku yang keras tak terkontrol aku belum bisa menerima kenyataan ini.



Semua orang sudah pergi tinggal aku yang berada di kuburan ayah sama ibu, kuburan ayah sama ibu bersampingan dan aku duduk di tengah

“Ibu fanny taruh pialanya disini ya dekat nisan ibu, fanny kan udah janji piala itu untuk ibu, fanny juga janji gak akan nangis lagi dan akan selalu doain ayah sama ibu mudah-mudahan ayah sama ibu bahagia disana” Ucap ku terbata-bata mencoba kuat dan menahan air mata ini

Ku lihat bayangan ayah sama ibu berpakaian serba putih dan cahaya yang sangat terang sekali sampai silau mataku melihatnya mereka tersenyum kepadaku dan melambaikan tangan

“Ayah ibu?” Seru ku dan bayangan putih itu pergi entah kemana

THE END

Demikianlah sebuah cerpen tentang Ibu, semoga contoh cerpen diatas bermanfaat bagi Anda. Diharapkan apa yang terkandung dalam cerpen diatas dapat memberikan energi positif bagi Anda.