3 Cerpen Tentang Lingkungan Berbeda Materi

Cerpen Tentang Lingkungan
Contoh cerpen tentang lingkungan berikut ini saya rasa dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Anda. Cerpen lingkungan hidup yang diharapkan dapat menginspirasi kalian semua yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Memiliki rasa peduli terhadap lingkungan hidup membuat kita memiliki jiwa cinta kepada lingkungan sehingga akan mendorong kita untuk melakukan suatu hal yang berarti bagi lingkungan dan kehidupan di sekitar kita.

Contoh bentuk kepedulian terhadap lingkungan termasuk dengan menjadi anggota LSM (Lembaga Sosial Kemasyarakatan) yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Nah, beriku tini adalah contoh cerpen lingkungan terbaru yang diharapkan dapat memberikan nilai manfaat bagi Anda.

Cerpen Tentang Lingkungan Hidup 1


Judul: Sungai yang Bersih Membuat Banjir Tak Lagi Terjadi

Tomi, Yuda, dan Johan adalah tiga orang siswa SD Negeri Pamulang 4 yang telah berteman sejak mereka TK. Ketiga siswa tersebut sangat gemar membersihkan lingkungan sekolah. Tidak heran bila bapak / ibu guru menjadikan mereka sebagai tauladan bagi siswa yang lain. Suatu hari di bulan September, mereka sedang bermain - main di sungai selepas pulang sekolah. Mereka memang gemar mencari ikan untuk kemudian digoreng dan dijadikan lauk makan siang. Ukuran sungai yang tidak begitu besar membuat mereka mudah berjalan dari ujung ke ujung bagian sungai. Mereka menjumpai banyak sekali sampah di pinggir sungai. Mulai dari plastik, botol - botol, dll. Setelah kelelahan dan beristirahat di pinggir sungai, Tomi pun berkata kepada Yuda dan Johan tentang sampah yang banyak mereka jumpai di pinggir sungai. Mereka pun sepakat bahwa sampah yang menumpuk di sungai bisa mengakibatkan banjir saat musim hujan nanti.

Suatu pagi pada saat jam istirahat di sekolah, Tomi, Yuda, dan Johan pergi ke kantor guru. Mereka menemui Bapak Ahmad, Wali Kelas mereka. Yuda menceritakan tentang banyaknya sampah yang ada di sungai, cerita Yuda pun ditimpali dan dilengkapi oleh Tomi dan Johan. Mereka memberikan usul kepada Wali Kelas mereka untuk mengadakan acara bersih sungai pada saat acara bersih - bersih sekolah yang rutin dilakukan setiap hari Jum'at minggu ke-2 setiap bulannya. Usulan mereka pun ditanggapi dengan positif oleh Wali Kelas.

Akhirnya tibalah hari dimana acara bersih - bersih sungai itu dilaksanakan. Pada pagi hari, Kepala Sekolah memberikan arahan kepada semua siswa tentang pentingnya sebuah sungai yang bersih. Kepala Sekolah juga meminta kepada semua siswa untuk membersihkan sungai dengan sungguh - sungguh dan tak lupa Kepala Sekolah menyampaikan hal - hal yang tidak boleh dilakukan selama acara bersih - bersih sungai berlangsung. Selesai acara pengarahan, dengan berbondong - bondong dan didampingi oleh Wali Kelas, para siswa menuju ke sungai yang lokasinya tidak jauh dari sekolahan. Sesampainya di tepi sungai, Wali Kelas membagi siswa kedalam beberapa kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang dan ada 1 orang siswa yang menjadi ketua serta koordinator kelompok.

Acara bersih - bersih sungai  berlangsung selama 2 jam. Setelah acara bersih - bersih sungai selesai, tampak beberapa gundukan sampah yang berhasil dikumpulkan oleh para siswa. Sampah - sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk milik Dinas Pekerjaan Umum yang memang sengaja didatangkan untuk mengangkut sampah sungai. Sungai pun kini tampak sangat bersih. Wali Kelas menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan datang. Oleh karena itu, kita harus selalu emnjaga kebersihan lingkungan sekitar kita termasuk kebersihan sungai agar terhindar dari bahaya banjir.

Cerpen Tentang Lingkungan 2


Judul: Linkgkungan Bersih

Suara Adzan subuh menggema, dan langsung aku bangun pada waktu itu juga. Setelah sholat subuh aku bergegas ganti pakaian dan lekas berolahraga pagi. Setelah tadi malam hujannya sangan deras, pagi ini udaranya sangat dingin dan sejuk. Pagi yang cerah ini tanpa adanya polusi udara di pagi ini membuat udara semakin sejuk.

Jarum jam menunjukkan pukul 05:00 WIB, aku langsung pulang. Bertepatan hari ini adalah hari minggu aku dan teman-temanku akan bersepeda bersama-sama menikmati minggu pagi yang sejuk.

Setiap minggu di kota ku selalu di adakan car free day. Yaitu hanya sepeda yang boleh berkendara. Kendaraan bermotor tidak boleh melewati jalan itu. Semua orang mendukung kegiatan itu, karena itu dapat mengurangi polusi lingkungan.Karena polusi lingkungan dapat menyebabkan penyakit.

Waktu sudah menunjukkan pukul 08:00 aku langsung pulang. Setelah sampai di rumah, warga kampung ku melakukan kerja bakti membersih kan kampung. Aku dan teman-teman ku langsung membantu kerja bakti. Ternyata sampah-sampah banyak menyumbat selokah dan langsung di bersihkan.setelah di bersihkan alirannya menjadi lancar,dan tidak akan kuatir terkena banjir. Dan kampung ku juga di lakukan penghijauan dengan menanam tumbuhan di pot-pot, setiap rumah harus memiliki minimal satu atau dua tanaman.Dan kampungku menjadi bersih dan hijau.

Andai saja di kotaku juga dilakukan kegiatan membersihkan sungai agar aliran sungai-sungai menjadi lacar dan tidak terkena banjir seperti kota-kota besar lainnya.

Pemerintah dan masyarakat juga semangat dengan kegiatan itu. Bahkan walikotanya juga turun untuk membersihkan lingkungan. Dari kegiatan itu kota menjadi bersih dan sehat.

Selain dengan pembersihan sungai-sungai pemerintah kota juga mengadakan penghijauan lingkungan. Yaitu penghijauan dari kampung ke kampung.Nanti jika kampung itu bagus, bersih dan hijau, kampung itu akan di datangi oleh wali kota.

Penghijauan itu berfungsi sebagai penghasil oksigen dan pengurang polusi udara. Dan membuat masyarakat menjadi tidak sakit.

Selain di kampung-kampung,di sekolah-sekolah juga di adakan lomba kebersihan dan kehijauan yang disebut dengan lomba Adiwiyata. Yaitu lomba tang memperhitungkan sekolah siapa yang paling bersih dan hijau adalah sekolah pemenangnya.

Sampah tidak hanya bisa di buang,tetapi sampah itu dapat di olah menjadi barang yang berguna dan bisa di manfaatkan. Sehingga dapat mengurangi jumlah sampah di tempat pembuangan dan tidak menyebabkan polusi.

Betapa hidup di lingkungan yang bersih membuat kita dapat menikmati hidup yang nyaman, sehat dan tentram.

Cerpern Tentang Lingkungan 3


Judul: Sebuah Kesaksian

Tatkala kegelapan membentangkan selimutnya dan menghantarkan menusia kea lam mimpi yang indah sempurna, bahasa pun telah berganti menjadi bahasa alam yang tak kan dapat kau mengerti. Karna memang yang berbicara saat itu adalah alam. Langit, bumi, serta mekhluk-makhluk yang mengisi hamparannya. Kecuali kita manusia. Kalaupun saat itu ada yang terjaga, takkan mungkin ia dapat menangkap dan memahaminya.

Bergelombangnya lautan, gunung yang tinggi menjulang, serta bulan dan bintang yang cahayanya cemerlang, merekalah yang tengah mengambil alih kekuasaan. Mereka bersama bercakap-cakap tentang apa yang mereka lihat, dengar, dan dilakukan manusia di atas mereka.

“Wahai gunung, tahukah kau. Peristiwa apa yang telah terjadi hari ini di atas punggungku? Seru laut kepada gunung.

“Ceritakanlah kepadaku,” Jawabnya.

“Hari ini ada seorang gadis yang telah menumpahkan air matanya. Dia bercerita kepadaku tentang kisah hidupnya yang sanyat memilukan.”

“Bagaimana kisahnya?”

“Dia terseret arus peperangan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Hidupnya kini sebatangkara. Sementara tidak ada sanak saudara maupun kerabat yang mempedulikannya. Mereka sibuk menyelamatkan nyawa mereka masing-masing. Telah banyak darah yang tertumpah, telah banyak pula yang tercerai berai antara sesama mereka. Si istri menjadi janda, Si anak menjadi yatim, Banyak ibu yang kehilangan anaknya, Rumah serta harta benda musnah tak tersisa. Tak pernah seharipun dilalui dengan rasa aman. Desingan peluru dan jerit kesakitan selalu memenuhi setiap sudut dalam kehidupannya.

“Lalu?”

“Dia bertanya kepadaku. Mengapa hal ini mesti terjadi. Kenapa dia yang harus mengalami peristiwa ini? Dimana keadilan? Tak pernah sedetikpun dia merasa kebahagiaan dan ketenangan. Padahal, melalui cerita yang ia dengar dari kawan-kawannya yang sampai kepadanya melalui surat, mereka tengah dalam keadaan yang sangat menyenangkan. Mereka hidup tenang dan aman, bersekolah, bermain, dan bisa melakukan apa yang mereka inginkan tanpa rasa takut dan cemas.”

Suasana mendadak menjadi hening. Tak ada suara yang terdengar memberi tanggapan atas cerita laut. Waktu seperti terhenti. Hampir saja mereka tak menyadari keberadaan lawan bicaranya dan lupa apa yang sedang mereka lakukan, jika saja hutan tak bersuara memecah kesunyian.

“Mengapa kalian semua terdiam?”

Gunung menceritakan kembali apa yang dikisahkan laut kepadanya.

“Kenapa heran? Bukankah itu sesuatu yang lumrah terjadi di bumi ini?”
“Apa maksudmu?” Laut dan gunung serempak bertanya begitu mendengar komentar hutan.

“Apakah kalian tak mengetahui? Bahwa didaerahku setiap hari selalu dipenuhi oleh kekerasan, perkelahian, pertumpahan darah dan nyawa?,. Itu sudah menjadi pemandangan biasa yang diperagakan oleh seluruh penghuni daerahku, semuanya, termasuk manusia”

“Termasuk manusia?”

“Ya, bahkan mungkin mereka lebih buas dari hewan terbuas sekalipun, Mereka mengambil dan menguasai apa yang diinginkannya. Bahkan lebih dari itu. Bayangkan. Setiap hari mereka mengikis dan memotong-motong tubuhku tanpa ampun. Telah banyak pohon-pohon yang tumbuh di atasku yang mereka babat dengan rakusnya. Hanya demi untuk memuaskan perut mereka. Mereka membunuhi hewan-hewan yang tinggal dengan nyaman di dalam perlindunganku. Yang kecil, yang besar, semua mereka bunuh tanpa ampun. Lebih lagi, mereka dengan semena-mena membakar dan menggunduliku untuk kemudian dijadikan lahan pertanian, peternakan, dan tempat tinggal. Tanpa memperhatikan apa akibatnya bagi ekosistem alam. Bahkan terhadap sesama merekapun, mereka bagai singa yang lapar.”

“maksudmu?”

“Baru sore tadi aku menyaksikan segerombolan orang menembaki para penduduk desa yang berada dekat denganku. Mereka melakukan itu dengan alas an tanah yang ditempati para penduduk desa itu adalah tidak sah dan harus dikembalikan kepada pemerintah. Padahal aku tahu persis, telah puluhan tahun dan dari generasi ke generasi mereka telah berdiam disana. Dan aku tahu persis, bahwa itu hanya alas an yang dibuat-buat. Tujuan orang-orang serakah itu hanya satu, yatu memperluas lahan untuk areal peternakan yang mereka kelola. Para penduduk mencoba untuk mempertahankan tanah yang telah lama mereka huni itu. Namun apalah daya si lemah di hadapan yang kuat. Orang-orang itu malah menjawabnya dengan merusak rumah-rumah, membakar fasilitas-fasilitas desa. Dan tanpa segan-segan, mereka memuntahkan peluru untuk siapa yang berani melawan.”

Tak ada yang berani berkomentar atas cerita dari hutan itu. Semuanya terdiam, hanyut dalam fikirannya masing-masing. Suasana tetap sepaerti itu sampai gunung bersuara memecahkan kaheningan. “ Bukankah manusia makhluk yang lebih tinggi derajatnya daripada kita? Mereka mempunyai hati nurani, debekali pula dengan akal dan fikiran agar mereka bisa minilai baik buruknya suatu perbuatan, lagipula mereka diciptakan bukankah untuk membuat kesejahtraan di ala mini?”

“Benar, tapi berapa banyak dari mereka yang menyadari dan menggunakan apa yang kau sebutkan tadi?” Hutan menjawab pertanyaan itu kembali dengan pertanyaan.

“Benar, sedikit sekali dari mereka yang menyadari hal itu. Mereka telah begitu terlena dengan apa yang ada. Mereka hanya mengumbar nafsunya saja. Sehingga tak ada dalam fikiran mereka selain bagaimana memuaskan keinginannya itu. Nilai-nilai dan norma telah mereka lupakan. Hubungan keluarga dan saudara pun telah mereka abaikan. Yang penting bagi mereka, begaimana bisa bertahan hidup dan memperoleh kepuasan darinya sebanyak-banyaknya.” Laut pun mendukung pendapat hutan.

Tinggal gunung yang terdiam mendengar dua pendapat itu. Mungkinkah makhluk yang dibekali dengan segala macam kelebihan itu bertindak sangat jauh dari apa yang seharusnya mereka lakukan? Bukankah mereka seharusnya bersikap bijaksana, adil, saling berkasih saying, menghormati sesama, toleran, serta menjaga dan merawat ala mini dengan sebaik-baiknya? Bukankah nantinya mereka sendiri yang akan menerima akibat dari perbuatan mereka tersebut?? Berbagai pertanyaan terus dating bagai gelombang yang menerpa seluruh tubuhnya, tak dapat dibendung.

“Mengapa kau terdiam kawan?” Seru laut tatkala mendapatkan perubahan pada sahabatnya itu.

“Aku tak habis fikir, Apakah mereka belum mendapat peringatan tentang apa yang akan mereka terima bila terus bertindak seperti itu?”

“Sudah, telah banyak akibat yang mereka terima, bencana alam telah berkali-kali menimpa mereka, Kebakaran hutan, gempa bumi, banjir, longsor, badai di lautan, dan sebagainya. Tapi hanya sedikit dari mereka yang bisa menerima kenyataan dan mengambil pelajaran dari semua itu.”

“Sungguh mengenaskan. Andai saja mereka tahu bahwa nanti mereka akan diminta pertanggunggjawaban atas perbuatan mereka, dan andai mereka tahu kalau kita nanti akan menjadi saksi atas bermacam-macam perbuatan itu,,,,,,Gunung kembali berkata, kali ini kata-katanya itu seperti tertuju pada dirinya sendiri.

“Sudahlah kawan, tak usah tarlalu kau fikirkan. Tugas kita hanya menjaga agar kehidupan di bumi ini tetap seimbang dan tercegah dari bencana yang dapat menghancurkan kehidupan. Lebih dari itu, Segalanya kita serahkan pada Tuhan, Apa yang manusia lakukan, biarlah Dia yang memberikan balasannya. Lihat! Kawan kita si pengelana datang.”

Laut berseru gembira tatkala melihat angin meluncur dengan mulusnya dari kejauhan.

“Kabar apa yang kau bawa kali ini duhai angin?”

Lihat Juga:



Penutup


Demikianlah kumpulan cerpen terbaru tentang lingkungan, semoga contoh cerpen lingkungan hidup diatas bermanfaat bagi Anda. Selain dapat dijadikan sebagain referensi, tulisan diatas juga diharapkan dapat memberikan inspirasi yang bernilai bagi kalian.

Posting Komentar